3 Golongan Tari Tradisional Sumatera Utara

Bukde Info : Sumatera Utara sebagai sebuah provinsi yang penduduknya berasal dari berbagai suku etnis, memiliki khasanah kebudayaan yang juga beragam. Kesenian adalah bagian tak terpisahkan dari kebudayaan. Provinsi dengan ibukotanya Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia memiliki berbagai tarian tradisional seperti tari Batak, Tari Melayu, Tari Angkola, Tari Nias dan masih banyak lagi lainnya. Disini bukde info ingin berbagi ilmu pengetahuan mengenai perihal 3 Golongan tari tradisional sumatera utara yang dapat di rangkum oleh bukde info sebagai berikut :
I. Tari Tradisional Khas Melayu- Deli
Suku Melayu mendiami sebagian besar daerah pesisir Sumatera Utara seperti di Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Medan, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Batubara. Suku Melayu juga memiliki berbagai macam jenis kesenian yang memperkaya kebudayaan Sumatera Utara.
1. Tari Serampang Dua Belas

Tari Serampang Dua Belas merupakan salah satu dari sekian banyak tarian yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli Serdang). Tari ini merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Inilah salah satu cara masyarkat Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada generasi muda. Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika ingin membangun  rumah tangga.
2. Tari Persembahan
Tari persembahan atau sirih ini sering dilaksanakan pada saat menyambut atau menghormati tamu- tamu penting, tarian ini biasa dilakukan oleh sepasang muda- mudi, dengan menggunakan busana adat khas Melayu lengkap.
II. Tari Tradisional Khas Batak
Dalam bahasa Batak, tari disebut tortor. Suku Batak Toba berasal dari Kabupaten Samosir di sekitar kawasan Danau Toba. Suku Batak memiliki tarian yang amat beragam dan juga memiliki fungsinya masing-masing.
1. Tari Tor - tor
Tari tor- tor ini berasal dari Batak Toba, kata "Tor-tor" berasal dari suara hentakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang, sudah tidak asing lagi bahwa tarian tor- tor tidak dapat dipisahkan dengan gordang sambilannya.  Tarian ini biasa ditampilkan saat ada ritual panen, kematian, dan penyembuhan. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok orang dengan gerakan tari yang riang gembira yang diadakan pada saat pesta senang maupun duka. Disini saya akan membahas jenis- jenis tarian tor- tor, yaitu :
Berikut jenis tari Tortor :

  • Tari tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar. Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari segala macam bahaya.
  • Tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini memiliki kisah yang berasal dari 7 putri kayangan yangn turun ke bumi dan  mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
  • Tari tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Tari Sigale - gale
Sigale- gale memiliki arti yaitu lemah gemulai, tarian ini di peragakan oleh patung yang terbuat dari kayu yang menyerupai manusia dan memakai ulos, sigale- gale menceritakan kisah anak laki- laki yang disayang oleh ayahnya, ayahnya adalah seorang raja, suatu hari ayahnya menyuruh anaknya yang bernama "Manggale" untuk pergi berperang, dan pada akhirnya anaknya tersebut tewas pada saat peperangan , sang raja pun sedih dan sangat terpukul dengan kejadian itu, dan kesehatannya pun mulai memburuk, seorang penasehat berkata agar dibuatka patung dari kayu dengan wajah yang menyerupai anaknya, saat patung itu selesai, seorang tabib kerajaan pun meniupkan roh anak sang raja untuk dimasukkan kedalam patung tersebut, kesehatan sang raja pun kembali saat melihat patung dengan wajah yang mirip anaknya tersebut.
3. Tari Piso Surit
Piso Surit adalah salah satu tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang gadis sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil. Piso dalam bahasa Batak Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit merupakan nama sejenis pisau khas orang karo. Sebenarnya Piso Surit adalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit".

III. Tari Tradisional Nias
 Nias merupakan suku yang mendiami kepulauan Nias, kini telah dibagi kedalam beberapa kabupaten seperti Nias Utara, Nias Selatan, Nias Barat, dan Nias. Kesenian tradisional Nias telah menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
 1. Tari Fataele 
Tari fatael ini tidak bisah dipisahkan dengan tradisi lompat batu Nias, karena lahirnya berbarengan dengan tradisi homo batu. Banyak turis mancanegara datang ke Nias hanya ingin melihat keeksotisan batu tersebut. 
2. Tari Moyo atau Tari Elang 
Tari moyo atau tarian elang juga merupakan tarian yang biasa digunakan untuk penyambutan tamu agung yang dilakukan secara adat. Tarian ini biasanya dibawakan oleh gadis-gadis Nias yang melakukan gerakan layaknya burung elang.
3. Tari Maena 
Tari Maena seringkali menjadi pertunjukan hiburan ketika suku Nias menyelenggarakan pesta pernikahan adat. Dalam upacara pernikahan adat, pertunjukan tari Maena diselenggarakan ketika mempelai lelaki tiba di rumah mempelai wanita. Tarian ini ditarikan oleh keluarga dari pihak mempelai lelaki untuk memuji kecantikan mempelai wanita dan kebaikan keluarga pihak wanita. Setelah mempelai lelaki, keluarga dari mempelai wanita pun menyambut kedatangan keluarga pihak lelaki dengan menyelenggarakan tari Maena. Tarian ini menjadi simbol untuk memuji mempelai lelaki beserta keluarganya. Sesekali, Tari Maena menjadi tari penyambutan tamu kehormatan yang berkunjung ke Pulau Nias.
Demikian pembahasan 3 golongan tari tradisional sumatera utara semoga dapat menambah ilmu dan wawasan bagi si pembaca.

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "3 Golongan Tari Tradisional Sumatera Utara"

  1. Diantara 3 golongan tari itu mana yang duluan masuk ke Sumatera Utara?
    Mohon penjelasannya😅

    ReplyDelete